Jumat, 14 Desember 2012

Seni Adalah Untuk Manusia

oleh Gatot Tri R.

Seni adalah suatu proses curahan ekpresi manusia dari berbagai stimuli yang mulanya nampak di pelupuk mata, tercerna dalam indera dan menyentuh jiwa, lalu terunggah ke dalam serabut-serabut neuron di otak dan terhimpun di tiap sel. Disanalah bersemayam jutaan bahkan milyaran bit data, citra dan kata. Seni adalah refleksi tentang kehidupan manusia. Bahkan manusia juga yang menikmati seni. Manusia sebagai individu, manusia sebagai komunitas dan manusia juga sebagai bangsa.

Seni memiliki peran dalam proses dinamika kehidupan manusia. Dalam sebuah paper pada suatu konferensi tentang seni di Kanada - Canadian Conference of Arts - seni dikatakan secara immplisit memiliki peran yang berarti dalam membangun suatu komunitas yang sehat dan tangguh seperti terkutip sebagai berikut: "We are increasingly recognizing that creative expression and participation means of building healthy and resilient communities from neighbourhoods to nations" (Kita semakin mengenal bahwa ekspresi dan partisipasi kreatif adalah cara dalam membangun masyarakat yang sehat dan tangguh dimulai dari lingkungan masyarakat hingga lingkup kebangsaan).

Menelurkan sebuah karya seni bukan pekerjaan yang mudah dan muncul dalam sekejap mata. Insan seni atau pekerja seni tidak bekerja laiknya yang dilakukan seorang karyawan kantor yang bekerja lima hari dalam seminggu, jam delapan pagi hingga lima petang. Untuk dapat menghasilkan karya yang diakui, seorang insan seni membutuhkan inspirasi yang sering penemuan inspirasi itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Seni membutuhkan ide-ide cemerlang, membutuhkan imajinasi tersendiri sebagaimana individu kreator seni - pelukis, ilustrator, sutradara film, fotografer, pencipta tari, cerpenis, sekedar menyebut beberapa - dapat menciptakan suatu karya yang unik juga khas, sesuai dengan bentuk dan cita rasa terhadap seni yang mereka miliki untuk orang lain. Pendek kata, seni merupakan salah satu media komunikasi dari individu kreator kepada individu lain.

Karena itu penting bagi para insan seni atau seniman untuk menyuri cakrawala informasi agar membantu dalam proses kreativitas mulai dari pencarian isnpirasi, penemuan ide hingga berkreativitas. Informasi adalah stimuli, dalam bentuk apa saja: tekstual, visual dan suara. Cabang seni sendiri juga telah bekembang sedemikian pesat. Sekarang ini kita tidak hanya mengenal sastra atau tari saja. Sejak penemuan kamera citra bergerak oleh Louis Lumiere pada tahun 1895, babak baru seni bermetamorfosis dan karya film menjadi puncak dari karya seni karena merupakan harmonisasi seni rupa, sastra, drama, tari dan musik.

Sejarah seni sendiri telah begitu panjang dan mungkin sudah seusia peradaban manusia. Belakangan aliran posmodernisme yang lebih ngepop dalam seni juga semakin berkembang. Ibarat kehidupan sosial manusia sendiri: antara yang konservatif dan modern. Namun, seni tidak didudukkan dalam konteks demikian. Yang paling esensial bahwa setiap karya seni memiliki nafasnya sendiri dan khas, karena setiap karya seni tersebut dihasilkan oleh individu yang memiliki point of view tersendiri dalam mempersepsikan sesuatu sehingga muncul karya seni yang unik. Tidak cukup point of view saja, kekayaan pengetahuan, kepribadian dan suasana hati memiliki pengaruh dalam proses penciptaan karya seni.

Seorang insan seni mestinya selalu melahap informasi guna mengasah pengetahuan; informasi dalam lingkup seni yang ia geluti seperti teknik-teknik baru, genre baru atau mengamati karya insan seni lain sebagai proses inspirasi. Mengamati kumpulan lukisan Joan Miro atau Piet Mondrian yang memiliki aliran posmodernisme bagi seorang insan seni pemula di internet juga salah satu kegiatan stimulasi seni. Bisa juga seorang pengarah seni atau art director sebuah biro iklan membolak-balik lembar demi lembar Image Bank atau menjelajah Getty Images dan Shutterstock yang berisi kumpulan gambar berkaitan dengan tugasnya dalam suatu produksi iklan. Sutradara film layar lebar, sinetron, sinematografer atau penulis skenario merasa perlu melihat film-film yang menjadi nominasi festival film seperti trilogi The Lord of the Rings, The Green Mile, The Artist, untuk mendukung proses kreativitas mereka di bidang perfilman. Artis film juga demikian. Mengamati peran Meryl Streep dalam The Iron Lady yang demikian memukau atau menyelami karakter yang diperankan Adrien Bordy dalam film The Pianist juga termasuk proses perolehan disamping tentu saja perlu juga mendalami karakter tokoh yang akan diperankan melalui berbagai cara baik lewat media atau mempelajari secara langsung kehidupan tokoh sebenarnya. Seorang sastrawan - penyair, cerpenis, penulis esai - juga membutuhkan literatur sastra agar kemampuan mereka semakin terasah. Karya-karya Kahlil Gibran atau Jane Austen, Jules Verne hingga Pramodya Ananta Toer, Sitor Situmorang dan Andrea Hirata sering menyesaki rak buku di ruang kerjanya.

Akhirnya, insan seni mana yang tidak tersanjung memperoleh pengharaan atas pengakuan karyanya? Banyak sekali even penganugerahan atas berbagai karya seni seperti Franz Kafka Prize untuk penhargaan sastra internasional, National Poetry Competition untuk ajang puisi internasional, Palm d'Or untuk insan perfilman dunia dalam Festival Film Cannes, atau yang setingkat nasional seperti Festival Film Indonesia untuk karya film dan Anugerah Musik Indonesia untuk bidang musik.

Namun sebenarnya tujuan akhir dari karya seni bukanlah sebuah penghargaan berupa barang mati piala atau medali. Apresiasi dari manusia itu sendirilah yang sangat berarti karena seni sekali lagi ditujukan untuk manusia, untuk memberikan suatu refleksi tentang kehidupan manusia yang telah selama enam atau tujuh juta tahun mendiami Bumi ini. Selama berevolusi, kehidupan manusia tidak berlangsung dalam satu bingkai tertentu, namun ada banyak bingkai kehidupan dan berbagai proses didalamnya. Hal itulah yang direkam oleh seni.

1 komentar: